4

Untuk Yang Merasa Sepi

Gambar

Tulisan ini saya buat untuk orang-orang yang merasa kehilangan, ditinggalkan dan sendirian. Seperti saya dulu….

Apakah anda pernah merasa sepi? Sendiri di tengah hiruk-pikuk dunia. Merasa tiada berkawan, merasa anda penuh kekurangan sehingga tak ada yang mau mendekati anda?

Apakah anda pernah merasa orang lain mengolok-olok anda dari belakang, merasa mereka membenci anda, atau benar-benar mengalami di hina di depan diri anda sendiri?

Lantas apa yang anda rasakan? Jatuh? Buruk? Sakit hati? Pesimis? Mengisolasi diri?

Bermuram durja? Menampilkan mendung kepada semua yang anda temui?

Mulailah tersenyum kembali kawan, jangan mengutuk mereka yang memusuhimu baik secara langsung atau dibelakangmu, jangan lantas membenci dan menghina balik mereka, jangan pikirkan kata-kata mereka yang menghinamu, mengolokmu, membuatmu merasa sedih dan terluka. Cerialah, besarkan hatimu.

Dulu, aku juga merasa jatuh, merasa paling bodoh, paling tidak bisa bergaul sehingga tidak ada yang mau berteman denganku, aku lalu bertanya-tanya “Apakah mereka harus selalu memiliki alasan untuk berteman dengan seseorang? Haruskah aku menjadi hebat, menjadi pintar, menjadi kaya, menjadi menyenangkan, menjadi seperti yang mereka inginkan agar mereka mau menjadi temanku, agar mereka berhenti memandangku dengan cara seperti itu, agar mereka berhenti mengolokku? Haruskah aku tidak menjadi diriku?”

Lantas aku mengisolasi diriku, terlalu lelah berusaha menjadi apa yang mereka inginkan, bila mereka tidak menginginkan kehadiranku baiklah aku akan pergi, apapun asal mereka tak menggangguku, perasaanku. Aku berfikir bisa hidup sendiri, tanpa mereka ya tanpa mereka, bisa berdiri di atas kakiku sendiri, hingga aku juga memperlakukan hal yang sama pada mereka yang selalu ada untukku, yang berusaha menjagaku, berusaha selalu membuatku bahagia, aku ikut-ikutan mengabaikan mereka, karena orang-orang terus saja membicarakan keburukan-keburukan yang kupunya, aku merasa tak pantas berteman dengan siapapun bahkan dengan mereka yang menerimaku apa adanya, yang berusaha terus berada di sampingku. Aku membenci pembenciku, aku mencaci balik pencaciku, aku mengolok pengolokku, aku menghina penghinaku, tapi tak sedikitpun itu membuat sakit karena perkataan-perkataan mereka hilang, justru rasanya semakin lebar sakit itu, tak ada ketenangan hati ini, terus dipenuhi umpatan-umpatan yang sama sekali tak membuatku bahagia.

Aku kesepian, ya kesepian…

Aku merasa sendiri, ya sendirian…

Aku merasa tiada berkawan…

Itu yang kau rasa?

Mari kita telaah ini, insya Allah bermanfaat dan melegakan, kawan:

“Untuk temanku yang merasa sendiri karena ditinggalkan, dengar dan resapi:

Sadarilah bahwa ketika kau merasa bahwa kau hanya sendiri dalam hidup ini, dan bahwa dunia ini kosong dari apapun yang bisa membuatmu bahagia, cobalah ingat betapa cerianya kau yang dulu sebelum mereka datang dan lewat dalam hidupmu? Bukankah kau dulu mampu untuk hidup mandiri dan bebas untuk bergembira dimana pun dan dengan siapapun? Apakah mereka yang hanya manusia biasa demikian hebatnya sampai-sampai kau berlaku mendustakan nikmat Allah yang luar biasa untukmu?

Jangan sampai Allah bertanya padamu kawan:…’nikmat Tuhan mana lagikah yang kau dustakan?’

Sungguh coba kau pikir sebenarnya ketika kau terpuruk kau sedang mendustakan nikmat Allah yang sedang me-restart kehidupan barumu dengan membuang SAMPAH-SAMPAH

tersebut dan sungguh ujian Allah yang berat itu untuk meningkatkan derajatmu lebih tinggi, jadi..

nikmat Tuhan mana lagi yang akan kau dustakan?

Sudahlah… Lupakanlah mereka.. Dulu kau berbahagia, ceria, tersenyum dan tertawa sebelum mengenal mereka, dan kau bisa tetap berbahagia setelah pernah mengenal mereka, kau punya kekuatan itu.

Perlakukanlah mereka sebagaimana yang pernah kau cintai, seperti keikhlasanmu menerima semua kehilangan dan cobaan hati selama ini, persiapkam dan pantaskan dirimu untuk teman-teman yang lebih baik di luar sana, kesabaran yang kau sinaro dengan keikhlasan akan membantumu lebih berwarna lagi…”

“Nimat Tuhan yang mana lagi yang kau dustakan?”